|
PROFILE Being Me is the greatest challenge to keep on moving when everything messed up to keep on going when my vision turns upside down to keep calm when my anger explodes to keep smiling when all I have is sadness to enjoy the real happiness that came only for a while but only this way these lessons had taught Me how to live these challenges that made me stronger inside out these stories that gave me strength to my weaknesses for each fate that you wrote for my Life is nothing better but THE BEST! “When you leave, remember to look back to see those you’re leaving behind. You never know, but they might be feeling miserable." YOUR SAY SO YESTERDAY October 2008 November 2008 December 2008 January 2009 February 2009 March 2009 April 2009 May 2009 June 2009 July 2009 August 2009 September 2009 October 2009 November 2009 December 2009 January 2010 February 2010 March 2010 April 2010 May 2010 June 2010 July 2010 August 2010 September 2010 October 2010 November 2010 December 2010 I'LL BE WATCHING YOU AimanKU AszafiraKU AtiqaKU AmiraKU AsiahKU FadilaKU FyraKU FarahinKU FazilaKU HadiKU MusuhKU HairulKU HikmaKU JuwairiyahKU MarizzaKU Kak ainKU Kak hannahKU Lembah IlmuKU NabilaKU NurulhudaKU NisyaKU SriKU UttKU ZulianaKU CREDITS edits by: nurfa
![]()
|
Monday, June 8, 2009 @ 1:08 AM
hasil karangan, mardhiah haron. Tepat 9.30 pagi.. Pelajar-pelajar yang mengambil peperiksaan hari ini telah bersedia di tempat masing-masing.. Masing-masing bertafakur.. Masing-masing menunduk.. Laksana pesalah menunggu hukuman mandatori… Allah sahaja yang tahu apa yang bergejolak di hati masing-masing sementara menunggu pembahagian kertas soalan.. Di dalam ratusan pelajar yang menunggu itu, saya tidak terkecuali.. Menanti.. Mengharap.. Berdoa agar dipermudahkan semua urusan.. Berdoa dan terus berdoa.. Saya telah berusaha.. Saya yakin dengan usaha saya.. Dan saya yakin dengan Allah.. Tatkala diagih-agihkan kertas soalan.. Dengan lafaz bismillah saya membaca setiap butir tulisan tangan yang tercatat pada kertas soalan.. Ya Allah… Ya Allah… Ya Allah… Saya tak terkata.. Saya tergamam.. Saya terdiam.. Terpaku merenung kertas soalan.. Hati saya telah siang-siang menangis.. Ya Allah…. Kenapa susah sangat………?? Sangat- sangat- sangat- sangat- sangat susah… ********** 2 jam setengah telah pun berlalu…. Buku jawapan yang separuh penuh saya hantar… Sebelum itu, telah pun diikat kuat-kuat.. Ketat-ketat.. Dengan kalimah keramat, “tawakkaltu ‘alaik ya rabb” ********** Langkah diorak… Perlahan… Amat perlahan.. Laksana si buta.. Laksana si kudung.. Laksana si tempang.. Tanpa tongkat.. Walau bukan pada zat.. Tapi saya tahu, saya pincang.. Kaki saya diseret.. Menuju ke suatu tempat.. Yang tenang dan damai.. Dan menenangkan dan mendamaikan.. ********** Mata saya merenung laut.. Cuba mencari ketenangan disitu.. Sekaligus cuba merungkai kesedihan.. Satu persatu.. Agar dapat dibuang terus… Jauh ke dasarnya.. Namun…saya tetap tidak ketemu apa yang dicari… Saya, hampa lagi… Aduhai ya Allah.. Saya duduk merenung laut.. Sekejap-sekejap menongkat dagu memandang langit.. Sekejap-sekejap memerhati orang lalu lalang.. Yang dicari tidak juga ditemui.. Namun.. Tiba-tiba.. Satu pandangan menyinggah mata.. Susuk tubuh yang sedang menggendong bayi.. Pandangan yang sangat-sangat mengasyikkan.. Lalu tanpa disedari.. Susuk tubuh itu semakin mendekati.. Dekat dan terus dekat… Kemudian dia terus mengisi ruang kosong di sebelah saya.. Lelaki muda ini terlalu indah wajahnya… Melambangkan putih suci hatinya.. Sepertimana putih suci bajunya saat itu.. MasyaAllah… Bercahaya… Saya tidak berani memandang degan lebih lama.. Entah kenapa hati saya……. ********** “Kenapa sebegitu sugul wajahmu?” Terpana saya seketika dengan soalan yang tidak terduga… Sempat saya mengilas pandangan sebentar… Aduh bayi itu…lena benar tidurnya… Tenang….. Sangat tenang…. Pertanyaan dibiarkan bagai angin lalu.. Bukan tidak ingin menjawab.. Tetapi tidak tahu apa jawapan yang sesuai… Perbendaharaan kata saya kosong… Seperti memahami keadaan diri saya… Dia menyambung, “Kesedihan itu pasti…dan Allah tidak cipta tangisan itu sia-sia..menangislah kalau ia boleh meringankan” Dan entah mengapa… Mulut saya yang tadinya terkunci.. Tertutup rapat.. Dengan tiba-tiba menjadi sebegitu ringan.. Apa yang terbuku dengan senangnya saya luahkan kepada orang muda ini.. Tidak menghiraukan tangisan yang semakin deras… Semuanya…. Tidak satu pun yang tinggal…….. ********** “Ini takdir Allah atau iradah Allah? Ini ketentuan Allah atau keinginan Allah?” “Apakah perbezaannya?” “Apakah perbezaan antara perintah dan kehendak?” “Kalau kehendak tidak semestinya itu adalah yang terbaik tetapi kalau perintah, itu adalah yang terbaik” Orang muda itu lantas tersenyum… “Satu hari kamu akan tahu juga ini keinginan atau ketentuan, cuma sekarang ini, masanya untuk beramal dengan ilmu..” “Tetapi saat ini saya tidak tenang…sangat-sangat-sangat tidak tenang..” “Ketenangan itu ada dalam diri kamu..Dia tidak hilang..dia tidak kemana-mana…carilah dengan hati..kamu pasti akan menjumpainya..” Orang muda itu terus-terusan tersenyum.. Senyuman yang datang dari hati….. ********** Suara azan zuhur berkumandang di masjid-masjid berdekatan… Saling sahut menyahut…. “Saya harus pulang dulu….Assalamualaikum” Dengan tergesa-gesa saya bangun… Tetapi sempat mengerling orang muda itu… Dan bayi itu… Buat kali terakhir mungkin… Aduh indahnya bayi itu… Dan orang muda itu…. Belum sempat orang muda itu berkata-kata.. Saya lantas berganjak… Dua tapak melangkah… Saya baru teringat! Saya belum mengucapkan terima kasih! Lantas saya menoleh……… ********** Berderau darah saya… Berdegup kencang jantung saya… Tidak keruan iramanya… Sumbang nadanya… Menggeletar sebentar tubuh saya… Orang muda itu… Dan bayi itu….. Kemana perginya? Baru empat saat yang lalu saya berganjak… Baru dua tapak kaki saya melangkah… ********** Sewaktu mengorak pulang ke rumah… Saya memerhatikan kembali apa yang dibicarakan orang muda itu.. Terngiang-ngiang kembali suara orang muda itu… “Ketenangan itu ada dalam diri kamu..Dia tidak hilang..dia tidak kemana-mana…carilah dengan hati..kamu pasti akan menjumpainya..” Lama saya memikirkan yang tersirat disebalik tutur bicaranya.. Dan akhirnya…..telah saya temui jawapannya… Lantas bibir saya mengulum senyum… Dia ada dalam diri saya… Dan hati saya… Kembali tenang… “Terima kasih Ya Allah, halus sungguh teguranMu…MasyaAllah…Subhanallah…” Bisik hati saya.. -pengarang menggunakan metafora dalam karangannya. |